Menurut Imam Al-Ghazali, orang yang cerdas secara emosional adalah orang yang hatinya dikuasai olah sifat rabbaniyah yaitu suatu keadaan hati yang telah mampu menaklukan sifat-sifat Saba’iyyah (kebuasan) dan Bahimiyyah (kebinatangan) dan Syaithaniyyah (Godaan Syaitan)
Artinya ia telah mamapu mengendalikan dorongan-dorongan nafsu atau egonya, sehingga emosinya menjadi cerdas, segala sikap dan tingkah lakunya menunjukkan tanda-tanda atau ciri ketinggian budi pekerti (akhlak yang terpuji) yang diindikasikan sebagai ciri kecerdasan emosional.
Diantara sifat dan tingkah laku tersebut adalah :
Mampu mengendalikan dorongan nafsu (Qanaah, zuhud, wara)
Qanaah : Ridha terhadap segala pemberian dari Allah SWT
Zuhud : Menjuuhkan diri dari kehidupan dunia
Wara : Menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan subhat (masih diragukan halal/haramnya)
Mampu memotivasi diri sendiri (niat, bersungguh-sungguh, ikhlas) untuk taat kepada Allah SWT
Mampu bertahan dalam menghadapi cobaan (sabar dan istiqomah)
Tidah melebih-lebihkan kesenangan (syukur dan tawadhu)
Mampu mengatur suasana hati (tenang), gembira, pamaaf, malu, jujur
Menjaga agar beban strees tidak melumpuhakan kemampuan berfikir (ridha)
berempati dan berdoa (kasih sayang , suka menolong sesama, dermawan, dan hanya meminta pertolongan kepada Allah)
Dikutip dari buku ESQ